Tampilkan postingan dengan label Bekasi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Bekasi. Tampilkan semua postingan

Senin, 17 Maret 2025

284 Warga Kota Bekasi Masih Mengungsi Meski Banjir Surut, Satu Orang Dilaporkan Hilang

284 Warga Kota Bekasi Masih Mengungsi Meski Banjir Surut, Satu Orang Dilaporkan Hilang

Bekasi, Jawa Barat – Meskipun banjir yang melanda Kota Bekasi telah surut sepenuhnya, ratusan warga masih bertahan di pengungsian. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan bahwa hingga Sabtu (8/3/2025), sebanyak 284 warga masih mengungsi di beberapa lokasi yang disediakan.

tenda pengungsian korban banjir

Rincian Lokasi Pengungsian

Menurut Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, ratusan warga yang terdampak banjir masih menempati titik-titik berikut:

  • Gudang BNPB Jatiasih: 205 jiwa
  • Lengkak dan GPM: 50 jiwa
  • Gedung PGRI, Bekasi Selatan: 29 jiwa

Banjir yang melanda sejak Selasa (4/3) mengakibatkan banyak rumah warga tergenang lumpur dan material sisa banjir. Proses pembersihan lingkungan telah dimulai sejak Jumat (7/3), namun tantangan masih dihadapi, terutama bagi mereka yang kehilangan harta benda dan harus mengungsi.

Satu Orang Masih Hilang

Selain dampak kerusakan, satu orang warga Bekasi dilaporkan hilang.
"Saat ini, seorang pria bernama Apto (44) masih dalam pencarian," ujar Abdul Muhari. Tim pencarian dan penyelamatan terus berupaya menemukan korban yang diduga terseret arus saat banjir terjadi.

Baca Juga:

Kondisi Bekasi setelah direndam banjir

Pedagang Sayur keliling di denda 500 juta

Langkah BNPB dalam Penanganan Bencana

BNPB masih aktif melakukan pendampingan di lokasi terdampak dengan:

  • Mengoperasikan posko terpadu untuk koordinasi penanggulangan bencana
  • Memastikan kebutuhan dasar para pengungsi terpenuhi
  • Melaksanakan operasi modifikasi cuaca guna mencegah hujan lebat di wilayah terdampak

Cuaca di wilayah Kota Bekasi saat ini dilaporkan cerah berawan, memberikan kesempatan bagi warga untuk mulai kembali ke rumah masing-masing dan membersihkan sisa-sisa banjir.

Banjir Masih Menggenangi Beberapa Wilayah di Kabupaten Bekasi

Berbeda dengan Kota Bekasi, di beberapa wilayah Kabupaten Bekasi, banjir masih belum sepenuhnya surut. Wilayah yang masih terdampak antara lain:

  • Kecamatan Babelan
  • Kecamatan Kedung Waringin

Ketinggian air di lokasi-lokasi tersebut bervariasi, berkisar antara 10 hingga 60 sentimeter.

Banjir Juga Melanda Pamekasan, Jawa Timur

Selain di Bekasi, banjir juga terjadi di Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, pada Jumat (7/8) pukul 19.00 WIB. Penyebab utama adalah hujan deras yang disertai dengan luapan air dari wilayah utara, seperti Pegantenan, Palengan, dan Pakong.

Dampak banjir di Pamekasan:

  • 77 rumah warga terdampak
  • Ketinggian air mencapai 40-100 cm
  • BPBD setempat masih melakukan pendataan dan evakuasi jika diperlukan

Upaya penanganan terus dilakukan di berbagai daerah terdampak untuk memastikan keselamatan warga serta pemulihan pasca-banjir. Masyarakat diimbau untuk tetap waspada, terutama menghadapi potensi curah hujan tinggi dalam beberapa waktu ke depan.

Kondisi Bekasi Setelah Terendam Banjir: Warga Mulai Berbenah

Kondisi Bekasi Setelah Terendam Banjir: Warga Mulai Berbenah

Bekasi kembali menghadapi bencana banjir yang melanda sejumlah wilayah akibat curah hujan tinggi dalam beberapa hari terakhir. Air yang menggenangi pemukiman warga menyebabkan aktivitas terganggu, jalanan lumpuh, dan banyak rumah terendam. Saat ini, warga mulai berbenah untuk memulihkan kondisi setelah banjir berangsur surut.

Kondisi bekasi usai terkena banjir bandang

Dampak Banjir di Berbagai Wilayah

Beberapa kawasan yang terdampak parah meliputi Perumahan Pondok Gede Permai, Periuk, Jatiasih, dan wilayah sekitar Kali Bekasi. Ketinggian air bervariasi, mulai dari 50 cm hingga lebih dari 1,5 meter di beberapa titik. Akibatnya, banyak warga harus mengungsi ke tempat yang lebih aman, sementara sebagian lainnya tetap bertahan di rumah mereka dengan berbagai keterbatasan.

Banjir juga menyebabkan pemadaman listrik di beberapa daerah untuk menghindari risiko korsleting. Selain itu, akses transportasi terganggu karena beberapa ruas jalan utama tidak bisa dilalui kendaraan, baik roda dua maupun roda empat.

Upaya Evakuasi dan Bantuan untuk Warga

Tim penyelamat dari BPBD, TNI, Polri, serta relawan bergerak cepat dalam melakukan evakuasi bagi warga yang terdampak. Perahu karet dikerahkan untuk mengevakuasi lansia, anak-anak, dan warga yang terjebak di rumah mereka.

Selain itu, berbagai bantuan mulai berdatangan, baik dari pemerintah maupun organisasi sosial. Posko pengungsian telah didirikan di beberapa titik, menyediakan makanan, selimut, serta kebutuhan dasar lainnya bagi para korban banjir.

Kondisi Saat Ini dan Upaya Pemulihan

Saat air mulai surut, warga Bekasi mulai membersihkan rumah dan lingkungan mereka dari lumpur serta sampah yang terbawa banjir. Namun, tantangan masih ada, terutama terkait dengan potensi penyakit pasca-banjir, seperti diare dan infeksi kulit akibat air kotor. Oleh karena itu, warga diimbau untuk menjaga kebersihan dan menggunakan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.

Pemerintah daerah juga mulai melakukan perbaikan infrastruktur yang rusak akibat banjir, seperti jalan berlubang dan saluran air yang tersumbat. Normalisasi sungai dan perbaikan drainase menjadi langkah penting untuk mencegah banjir serupa di masa depan.

Kesimpulan

Banjir yang melanda Bekasi memberikan dampak besar bagi warga, namun semangat gotong royong dan bantuan dari berbagai pihak membantu proses pemulihan. Ke depan, diharapkan ada solusi jangka panjang untuk mengatasi masalah banjir, termasuk perbaikan sistem drainase dan kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan.

Minggu, 09 Maret 2025

Prediksi Hujan Lebat 10-20 Maret, Modifikasi Cuaca Diterapkan untuk Mencegah Banjir

Prediksi Hujan Lebat 10-20 Maret, Modifikasi Cuaca Diterapkan untuk Mencegah Banjir

Bekasi – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengumumkan bahwa pada periode 10-20 Maret mendatang, wilayah tertentu diprediksi akan mengalami curah hujan yang lebih tinggi. Sebagai langkah antisipasi, BNPB akan melaksanakan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) guna mengurangi potensi banjir.

BMKG sedang berupaya memodifikasi cuaca

Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto, menjelaskan bahwa modifikasi cuaca ini bertujuan untuk mengendalikan curah hujan agar tidak menyebabkan banjir lebih besar. "Upaya ini diharapkan dapat membantu mereduksi intensitas hujan di berbagai daerah, sehingga mengurangi risiko banjir susulan," ungkapnya.

Baca juga:

Banjir dan Longsor di Sukabumi, Tiga Warga Meninggal, Ratusan Mengungsi

Dampak Positif Operasi Modifikasi Cuaca

Sejak dilaksanakan pada 3 Maret lalu, OMC terbukti memberikan efek positif dalam penanganan bencana hidrometeorologi. Meskipun tidak dapat sepenuhnya menghentikan hujan, langkah ini mampu menekan curah hujan di beberapa wilayah, termasuk Jabodetabek.

Baca juga:

Momen wakil presiden Gribran memakai sepatu boot tinjau banjir

"Alhamdulillah, sejak dilakukan OMC, intensitas hujan di beberapa daerah dapat dikurangi, sehingga dampak banjir bisa ditekan," tambah Suharyanto.

Penanganan Banjir di Bekasi

Saat meninjau Perumahan Sahara Indah Permai 3 di Desa Satria Jaya, Tambun Utara, Kabupaten Bekasi, Suharyanto menemukan masih adanya genangan air setinggi 30 cm di area gapura perumahan. Guna mempercepat surutnya air, BNPB menerjunkan pompa penyedot untuk mengatasi genangan di wilayah yang memiliki elevasi lebih rendah dari jalan utama.

BNPB menerjunkan pompa penyedot untuk mengatasi genangan di wilayah yang memiliki elevasi lebih rendah dari jalan utama.


"Kami mengerahkan pompa agar genangan air lebih cepat surut, mengingat lokasi ini berada lebih rendah dibandingkan area sekitar," jelasnya.

Perumahan Sahara Indah Permai 3 menjadi salah satu kawasan yang terdampak banjir cukup parah sejak awal Maret. Hingga hari keempat, banjir mulai berangsur surut, meskipun masih menyisakan genangan di beberapa titik.

Imbauan Kesiapsiagaan

Sebagai langkah pencegahan, BNPB mengimbau masyarakat agar tetap waspada menghadapi cuaca ekstrem yang diperkirakan akan terjadi dalam beberapa hari ke depan. Salah satu langkah yang dapat dilakukan adalah dengan mematikan aliran listrik saat terjadi banjir guna menghindari risiko tersengat arus listrik akibat korsleting.

Baca juga:

Gibran Tinjau langsung Jembatan pitus dampak banjir bandang di Sukabumi

Dengan adanya prediksi hujan lebat dan upaya modifikasi cuaca yang dilakukan, diharapkan masyarakat bisa lebih siap dalam menghadapi potensi bencana serta mengurangi dampak yang ditimbulkan.