![]() |
Pertamina Mengalihkan Jalur semburan Gas Ke Area Persawahan |
Bojonegoro – Semburan gas yang terjadi saat pengeboran sumur di Desa Klepek, Kecamatan Sukosewu, masih berlangsung hingga empat hari setelah kejadian, sejak Rabu (19/3) hingga Minggu (23/3). Meskipun pihak terkait menyatakan bahwa gas yang keluar tidak berbahaya, Pertamina EP Sukowati tetap mengambil langkah pengalihan semburan ke area persawahan desa setempat untuk menghindari risiko bagi warga sekitar.
Baca Juga: WNI Asal Bekasi Meninggal di Kamboja : Di duga korban Penjualan Organ
Kandungan Gas Diklaim Tidak Berbahaya
Kepala Bidang (Kabid) Tata Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bojonegoro, Erna Zulaikhah, menyampaikan bahwa DLH telah melakukan koordinasi dengan Pertamina EP Sukowati untuk menganalisis kandungan gas yang keluar dari sumur pengeboran.
"Kemarin (22/3), kami telah berkoordinasi dengan Pertamina EP Sukowati yang memiliki alat deteksi gas untuk mengetahui kandungannya," jelasnya.
Berdasarkan hasil pemeriksaan, gas yang keluar disebut tidak beracun dan memiliki karakteristik mirip dengan gas elpiji. Kandungan H2S (Hidrogen Sulfida) dan CO (Karbon Monoksida) terdeteksi 0 ppm, yang berarti tidak mengandung zat beracun yang dapat membahayakan manusia.
Baca Juga: Tanah Solo Mendadak Ambles 2 Warga Menjadi Korban
Pengalihan Gas ke Persawahan untuk Keamanan Warga
Meski dinyatakan tidak berbahaya, pengalihan bocoran gas (flaring) tetap dilakukan untuk mengantisipasi risiko yang bisa timbul bagi warga sekitar. Mengingat lokasi semburan gas dekat dengan permukiman, gas dialihkan ke tanah kas desa di area persawahan dan dibakar secara terkontrol.
"Karena lokasinya dekat dengan pemukiman, kami khawatir bisa menimbulkan korban. Oleh karena itu, gas dialihkan ke persawahan untuk dilakukan pembakaran (flaring),” ujar Erna Zulaikhah.
Sementara itu, Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro, Heru Wicaksi, menjelaskan bahwa flaring kemungkinan masih akan berlangsung selama satu minggu ke depan. Lokasi pembakaran gas ini berjarak sekitar 100 meter dari pemukiman warga, sehingga aktivitas di sekitar sumur pengeboran dibatasi dengan garis polisi.
Baca Juga: Ramuan Ampuh Usir Tikus Dari Rumah
Warga Diminta Menjauh dari Lokasi
Meski gas yang keluar tidak mengandung zat beracun, masyarakat tetap diimbau untuk tidak mendekat ke lokasi pengeboran karena semburan api yang cukup besar dapat menimbulkan bahaya.
Pasalnya, pada awal kejadian seorang warga mengalami luka bakar akibat semburan api yang muncul dari kebocoran gas. Korban adalah Kepala Dusun Desa Klepek, Dwi Puryanto, yang berada di lokasi saat semburan pertama terjadi pada Jumat lalu (21/3). Saat ini, korban telah mendapatkan perawatan di Puskesmas Sukosewu dan dirujuk ke RSUD Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro untuk penanganan lebih lanjut.
Kesimpulan
Semburan gas di Sukosewu yang masih berlangsung hingga empat hari setelah kejadian diklaim tidak berbahaya, tetapi tetap memerlukan pengamanan ketat. Pertamina EP Sukowati telah mengalihkan gas ke persawahan untuk dibakar secara terkontrol, guna mencegah risiko bagi warga sekitar.
Masyarakat diminta untuk tetap waspada dan tidak mendekati lokasi semburan, mengingat insiden sebelumnya telah menyebabkan korban luka bakar. Pemerintah daerah dan pihak terkait terus melakukan pemantauan agar situasi tetap terkendali dan tidak menimbulkan dampak yang lebih luas.