Tampilkan postingan dengan label sukabumi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label sukabumi. Tampilkan semua postingan

Senin, 17 Maret 2025

Banjir dan Longsor di Sukabumi, Tiga Warga Meninggal, Ratusan Mengungsi

Banjir dan Longsor di Sukabumi, Tiga Warga Meninggal, Ratusan Mengungsi

Sukabumi – Bencana banjir dan tanah longsor yang melanda Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, telah menyebabkan korban jiwa serta ratusan warga mengungsi. Hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut dalam beberapa hari terakhir memicu bencana alam yang berdampak luas di berbagai kecamatan.

Tim SAR sedang mengevakuasi korban bencana longsor

Berdasarkan laporan terkini dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, hingga saat ini tercatat tiga orang meninggal dunia, lima warga masih dinyatakan hilang, dan 328 jiwa harus mengungsi ke tempat yang lebih aman.

Wilayah Terdampak Semakin Meluas

Baca juga:

Menurut Manajer Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD Kabupaten Sukabumi, Daeng Sutisna, jumlah wilayah terdampak terus bertambah seiring dengan pendataan yang dilakukan di lapangan. Setidaknya 26 kecamatan di Sukabumi mengalami dampak langsung dari banjir dan tanah longsor.

"Bencana ini telah meluas ke banyak wilayah. Data sementara menunjukkan tiga korban meninggal, lima orang masih dalam pencarian, dan lebih dari 300 warga harus mengungsi," ungkap Daeng.

Korban Jiwa dan Upaya Pencarian

Baca juga:

Korban meninggal ditemukan di dua kecamatan, yakni satu orang di Kecamatan Simpenan dan dua orang lainnya di Kecamatan Palabuhanratu. Sementara itu, lima orang yang masih hilang terdiri dari dua warga di Kecamatan Simpenan dan tiga warga di Kecamatan Lengkong.

Tim SAR bersama relawan terus melakukan pencarian terhadap korban yang belum ditemukan. Namun, cuaca buruk serta medan yang sulit menjadi tantangan dalam proses evakuasi.

"Pencarian terus dilakukan di lokasi-lokasi terdampak, terutama di Simpenan dan Lengkong, di mana masih ada korban yang hilang," jelas Daeng.

Kondisi Cuaca Masih Mengancam

Baca juga:

Hujan dengan intensitas tinggi masih berpotensi terjadi dalam beberapa hari ke depan. Oleh karena itu, warga yang tinggal di daerah rawan longsor dan banjir diminta untuk tetap waspada serta segera mengungsi jika situasi memburuk.

Pemerintah daerah bersama tim gabungan terus berupaya memberikan bantuan kepada warga terdampak, termasuk penyediaan logistik dan tempat pengungsian. Semua pihak diharapkan dapat berkoordinasi untuk mempercepat proses evakuasi serta pemulihan pascabencana.

Dengan kondisi cuaca yang masih tidak menentu, kewaspadaan dan kesiapsiagaan menjadi kunci utama dalam menghadapi potensi bencana di wilayah Sukabumi.

Senin, 10 Maret 2025

Momen Pahit Ibu dan Anak Sebelum Terbawa Arus banjir di sukabumi

Momen Pahit Ibu dan Anak Sebelum Terbawa Arus banjir di sukabumi

Korban banjir di suka bumi

Sukabumi - Sebuah peristiwa memilukan terjadi di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, saat banjir bandang menerjang Kelurahan Palabuhanratu. Tragedi ini menelan seorang ibu dan putrinya, meninggalkan duka mendalam bagi warga setempat.

Baca Juga:

Banjir dan longsor di suka bumi menewaskan 3 orang warga

Menurut keterangan saksi, Santi alias Zahra, 40 tahun, terdengar berteriak meminta pertolongan saat banjir mendadak melanda. Di sisi lain, putrinya yang berusia 3 tahun, Nurul, tampak menangis penuh ketakutan sebelum akhirnya keduanya terbawa arus banjir. Kejadian ini terjadi pada Kamis, 6 Maret 2025, ketika rumah kontrakan di RT 02 RW 22 Kampung Gumelar hancur ditelan air.

Seorang tetangga berusia 59 tahun, Dina, mengungkapkan bahwa ia mendengar suara minta tolong Santi dan tangisan putrinya sesaat sebelum rumah tersebut roboh. "Saat banjir datang, air sudah setinggi ombak di laut. Saya naik ke lantai dua untuk menyelamatkan diri, namun terdengar jelas suara Santi memanggil pertolongan dan tangisan anaknya," ujarnya.

Baca Juga:

Wanita ini di lecehkan oleh tenaga medis di sebuah rumah sakit

Dina menambahkan bahwa keluarganya sempat mengimbau Santi untuk segera mengungsi sebelum air naik terlalu tinggi. Namun, Santi memilih untuk bertahan di dalam rumah kontrakannya. Saat air mulai naik dengan cepat, rumah tersebut akhirnya hancur, dan suara keras terdengar, diikuti teriakan putra saudara Dina yang memanggil 'Teteh, Teteh!' sebelum keheningan melanda.

Saksi lain, Andi Andriansyah, yang juga berupaya menyelamatkan korban, mengungkapkan bahwa Santi sempat menolak untuk keluar meskipun air telah mencapai setinggi lutut. "Awalnya, kami sudah menyarankan untuk segera evakuasi, tetapi Santi tetap bertahan dan mengunci pintu rumahnya," kata Andi.

Baca juga:

Resep Masakan lengkap

Tragedi ini menjadi pengingat akan pentingnya kewaspadaan dan ketaatan terhadap anjuran evakuasi saat menghadapi bencana. Semoga peristiwa yang menyedihkan ini dapat menjadi pelajaran berharga untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan langkah pencegahan, sehingga nyawa tidak semakin hilang di masa depan.

Minggu, 09 Maret 2025

Gibran Tinjau Jembatan Putus di Sukabumi, Pemerintah Gerak Cepat Atasi Dampak Banjir

Gibran Tinjau Jembatan Putus di Sukabumi, Pemerintah Gerak Cepat Atasi Dampak Banjir

Banjir yang melanda Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, meninggalkan dampak signifikan bagi masyarakat. Salah satu infrastruktur yang mengalami kerusakan parah adalah Jembatan Cidadap, yang menghubungkan Desa Cidadap dan Desa Loji. Untuk memastikan langkah pemulihan berjalan optimal, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, didampingi Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto, turun langsung meninjau lokasi bencana.

Tinjauan jembatan Rusak di suka bumi akibat banjiar bandang

Tinjauan Langsung ke Lokasi Bencana

Baca juga:

Dalam kunjungannya, Gibran melihat langsung kondisi Jembatan Cidadap yang amblas akibat terjangan banjir. Infrastruktur ini memegang peranan penting bagi mobilitas warga, sehingga kerusakannya menjadi perhatian utama pemerintah pusat. Saat ini, warga setempat masih menggunakan tali tambang untuk menurunkan dan menaikkan kendaraan roda dua, sementara upaya perbaikan terus dilakukan.

Menurut BNPB, bencana banjir dan longsor yang terjadi pada 6 Maret 2025 ini berdampak luas, dengan 12 desa di 9 kecamatan terdampak banjir serta 30 desa di 22 kecamatan mengalami tanah longsor. Data terakhir mencatat 229 warga mengungsi akibat banjir, sementara tanah longsor menyebabkan 99 warga kehilangan tempat tinggal. Tragedi ini juga mengakibatkan tiga korban jiwa dan lima orang dilaporkan hilang.

Bantuan untuk Warga Terdampak

Baca juga:

Sebagai bentuk kepedulian, pemerintah pusat melalui BNPB menyalurkan berbagai bantuan, termasuk:
100 paket sembako
50 paket alat kebersihan
50 hygiene kit
100 lembar matras
100 paket makanan siap saji
1 unit tenda pengungsian

Selain memberikan bantuan, Gibran juga mengunjungi kawasan lain yang terdampak banjir, termasuk Kampung Gumelar, Kelurahan Palabuhanratu, untuk melihat kondisi warga secara langsung.

Pemerintah Prioritaskan Pemulihan Infrastruktur

Hingga saat ini, tim gabungan yang dikoordinasikan oleh Basarnas terus melakukan pencarian korban dan upaya pertolongan. Sementara itu, pemerintah daerah bersama BNPB dan instansi terkait bekerja keras dalam tanggap darurat dan percepatan pemulihan infrastruktur.

Baca juga:

Penjual Sayur Keliling Magetan Jawa timur di gugat 500 juta

Gibran menegaskan bahwa normalisasi sungai, perbaikan jembatan, dan relokasi permukiman akan menjadi prioritas agar bencana serupa tidak terjadi di masa depan. Pemerintah juga memastikan bahwa setiap langkah yang diambil bertujuan untuk meningkatkan keselamatan dan kesejahteraan masyarakat.

Banjir dan longsor memang menjadi tantangan berat bagi warga Sukabumi. Namun, dengan solidaritas dan kerja sama antara pemerintah, relawan, dan masyarakat, diharapkan pemulihan dapat berjalan lebih cepat, sehingga warga bisa kembali menjalani kehidupan dengan lebih aman dan nyaman.